PERCOBAAN IV
PEMBUATAN DAN KARAKTRISTIK NATRIUM
TIOSULFAT
I. TUJUAN
PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini
yaitu mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.
II. ALAT
DAN BAHAN
a. Alat
1. 1
set alat refluks manual
2. Penangas
listrik
3. Gelas
ukur 50 ml
4. Neraca
digital
5. Kaos
tangan
6. Spatula
7. Lap
kasar
8. Gelas
kimia 100 ml
9. Rak dan tabung reaksi
10. Pipet
tetes
11. Cawan
penguap
12. Corong
13. Kertas
saring
b.
Bahan
1. Padatan
Na2SO3
2. Serbut
belerang (S8)
3. Aquades
4. Garam
dapur
5. Es
batu
6. Larutan
BaCl2 0,1 M
7. Larutan
HCl 0,1 M
8. Larutan
I2 0,01 M
9. Larutan
Na2S2O3.5H2O
10. Padatan Na2S2O3.5H2O
11. Padatan
Na2S2O3 0,1 M
III. HASIL
PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan
yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
A. Pembuatan
natrium tiosulfat
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
20 gr Na2S2O3 + 25 ml H2O
+ 5 gr S8
|
Warna larutan kuning
|
2.
|
20 gr Na2S2O3 + 5 gr S8 + 25 ml H2O ( direfluks selama 1,5 jam )
|
Campuran
homogen
|
3.
|
Penyaringan
|
Filtrate
berwarna bening dan residu berwarna kuning
|
4.
|
Pendinginan filtrat
|
Terbentuk
Kristal berwarna putih
|
5.
|
Massa Kristal
|
13,68
gram
|
B. Karakteristik Na2S2O3
Murni
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Uji Pemanasan
·
l Na2S2O3.5 H2O dipanaskan
|
Kristal mencair
|
2.
|
Reaksi dengan Iodin
·
1 ml Na2S2O3
+ 4 tetes I2
|
Larut (warna iodin dari kuning menjadi menghilang)
|
3.
|
Reaksi dengan HCl encer
·
1 ml Na2S2O3 + 1 ml HCl encer
|
Terdapat endapan putih kekuningan, gas berbau sulfur.
|
4.
|
Reaksi dengan BaCl2
· 1
sendok spatula Na2S2O3 + 1 ml H2O
+ 1 ml BaCl2
1 M
|
Tabung dingin dan terbentuk endapan putih
|
C. Karakteristik Na2S2O3
Buatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Uji Pemanasan
· l
Na2S2O3.5 H2O dipanaskan
|
Mencair
|
2.
|
Reaksi dengan Iodin
· 1
sendok spatula Na2S2O3 + 1 ml H2O
+ 4 tetes I2
|
Larut (warna iodin dari berwarna kuning
menjadi menghilang)
|
3.
|
Reaksi dengan HCl encer
· 2 sendok spatula Na2S2O3 + 1 ml HCl encer + 1 ml H2O
|
Terdapat endapan putih kekuningan, gas berbau sulfur
|
4.
|
Reaksi dengan BaCl2
·
1 sendok spatula Na2S2O3
+ 1 ml H2O + 1 ml BaCl2 1 M
|
Terbentuk endapan putih susu
|
VI.
PEMBAHASAN
Natrium Tiosulfat berupa
hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam udara
lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33°C. Larutannya
netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut dalam air dan tidak
larut dalam etanol. Natrium tiosulfat juga berperan sebagai antidot untuk
keracunan sianida (Puput, 2010).
Natrium Tiosulfat ( Na2S2O3)
adalah salah satu jenis dari garam terhidrat. Garam terhidrat adalah garam yang
terbentuk dari senyawa - senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-molekul air
pada suhu kamar. Pembentukan
garam tiosulfat berdasarkan reaksi yang terjadi antara belerang dan tiosulfit
yaitu : SO32- + S → S2O32-
. Bila dalam reaksi diatas ditambahkan belerang dalam jumlah yang berlebih maka
semua ion sulfit akan dapat membentuk ion S2O32-
. Asam tiosulfat tidak bisa dibentuk dengan
menambahkan asam kedalam tiosulfat karena adanya dekomposisi asam bebas ini di
dalam air dalam campuran S, H2S, H2Sn, SO2,
dan H2SO4 ini bisa dibuat dengan menhilangkan air, dalam
temperature rendah (-780C) (Cotton,
1989).
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mempelajari cara pembuatan garam
natrium tiosulfit dan sifat-sifat kimianya (Staff
Pengajar Kimia Anorganik, 2013).
Pada percobaan ini dilakukan dengan beberapa pengamatan,
dalam hal ini untuk setiap pengamatan terdapat beberapa pengamatan yaitu
pembuatan natrium tiosulfat dan sifat- sifat kimia dari natrium tiosulfat.
Untuk pengamatan yang pertama yaitu :
a. Pembuatan natrium tiosulfat
Pada
percobaan ini dilakukan beberapa perlakuan, yang pertama yaitu menimbang 20
gram Na2S2O3 dan sulfur sebanyak 5 gram yang
kemudian di campurkan dan dilarutkan kedalam aquades sebanyak 25 ml sampai
terbentuknya suspense, tujuan dari pencampuran ini adalah agar serbuk sulfur
yang ada tidak mengapung ketika di masukkan ke dalam labu refluks. Kemudian
setelah itu melakukan proses refluks selama 1,5 jam. tujuan dari proses refluks itu
sendiri yaitu agar struktur molekul sulfur yang membentuk cincin yang
mengandung 8 atom (S8) dapat diputuskan, sehingga dapat bereaksi
dengan natrium sulfit. Kondisi larutan pada saat sebelum di refluks, masih terdapat endapan sulfur, namun setelah proses
refluks selama 1,5 jam diperoleh endapan berwarna kuning, dimana dimana endapan
kuning ini merupakan hasil samping reaksi atau sisa belerang yang tidak
bereaksi dengan baik. (Svehla, 1985).
Setelah
itu, dilakukan proses penyaringan dalam keadaan panas menggunakan kertas
saring, dimana filtratnya berwarna bening dan residu yang dihasilkan berwarna
kuning. Fungsi dari proses penyaringan dalam keadaan panas itu sendiri yaitu untuk mencegah terbentuknya kristal
dalam kertas saring. Kemudian larutan tersebut dipindahkan ke dalam cawan
penguap dan menguapkan larutan tersebut sampai volumenya setengah dari volume
awal. Tujuan dari penguapan yaitu untuk menguapkan molekul air selain
pentahidrat, karena apabila pelarutnya terlalu banyak, maka sangat sulit untuk
proses pembentukan kristal natrium tiosulfat pentahidrat pada percobaan.
Setelah itu dilakukan proses pendinginan, dimana pada proses ini terbentuk
Kristal berwarna puti. Fungsi dari proses pendinginan ini ialah agar larutan
tersebut cepat terjadi pembentukan kristal. setelah kristalnya terbentuk,
kemudian menimbang kristal tersebut dengan menggunakan neraca digital. Adapun
nilai massa dari Na2S2O3. 5H2O
adalah 38,688 gram serta persen rendemennya adalah 35,36 %. Hal ini diakibatkan
karena, pada saat melakukan penyaringan setelah melakukan proses refluks tidak
semua disaring ke dalam cawan penguap dan masih banyak tertinggal di dinding
labu refluks. Sehingga hanya sedikit kristal yang diperoleh, dan di samping itu presentase rendemen
<100% yang menunjukkan bahwa reaktan tidak menghasilkan produk.
Adapun reaksi yang berlangsung pada pembuatan Na2S2O3
ini adalah :
Na2SO3 + S + 5H2O Na2S2O3.5H2O
(Staff Pengajar Kimia Anorganik, 2013)
b.
Pengujian
sifat-sifat natrium tiosulfat
Pada
percobaan ini ada beberapa perlakuan untuk mengetahui sifat- sifat dari natrium
tiosulfat yaitu :
1.
Pengaruh pemanasan
Pada pengujian ini bertujuan untuk melihat kestabilan termal
antara natrium tiosulfat pentahidrat murni. Pada saat dilakukan pemanasan pada
penangas listrik, natrium tiosulfat dengan cepat mencair. Namun perlahan-lahan
membeku kembali. Hal ini terjadi karena terjadi pelepasan
hidrat dalam bentuk molekul H2O ke udara. Adapun
kestabilan termal antara Na2S2O3.5H2O
dengan Na2S2O3.H2O yaitu
natrium tiosulfat pentahidrat lebih stabil dibandingkan natrium tiosulfat dikarenakan
polarisasi ion-ion pada natrium tiosulfat pentahidrat lebih besar. Hal ini dapat terlihat pada saat natrium tiosulfat pentahidrat berada pada
suhu kamar tidak mencair sedangkan
natrium tiosulfat hidrat mencair sebagian. Adapun pada saat dipanaskan natrium
tiosulfat pentahidrat akan mencair namun membentuk padatan kembali, sedangkan
natrium tiosulfat hidrat mencair semuanya. Adapun reaksi pada uji pemanasan
ini yaitu:




(Shevla, 1985)
2.
Reaksi dengan iodine
Pada perlakuan yang
kedua yaitu reaksi dengan iodine, dimana mereaksikan natrium tiosulfat hidrat
dengan larutan iodine, larutan iodine dari yang berwarna kuning berubah menjadi
bening. Pada perlakuan ini terjadi reaksi redoks.
Reaksi redoks adalah suatu reaksi dimana keadaan oksidasi berubah, dan disertai
pertukaran elektron antara pereaksi. Dalam hal ini I2 mengalami
reduksi menjadi I-, dan biloksnya mengalami penurunan dari 0
menjadi -1. Sedangkan 2S2O32- mengalami
oksidasi menjadi S4O62-, dan biloksnya
meningkat dari -4 menjadi -2. Dalam hal ini I2 sebagai oksidator sedangkan S2O32- bertindak sebagai reduktor.
Adapun penyebab larutan menjadi bening karena
ion tiosulfat merupakan pengoksidator yang kuat sehingga dapat mereduksi I2
menjadi I- yang meyebabkan larutan tersebut menjadi bening.
Adapun reaksi Pada perlakuan ini :
2Na2S2O3
(aq)+ I2 (aq) →
2NaI(aq) + Na2S2O6(aq)
Reduksi : I2(aq) + 2e- → 2I-(aq)

Redoks : I2(aq) + 2S2O32-(aq) →
2I-(aq) + S4O62-(aq)
Atau
I2(aq) + 2Na2S2O3(aq) → 2NaI(aq) + Na2S4O6(aq)
(Cotton, 1989).
3. Reaksi
dengan HCl encer.
Pada
perlakuan ini natrium tiosulfat di reaksikan dengan HCl encer. Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
asam encer terhadap natrium tiosulfat menghasilkan endapan putih
kekuningan dan gas berbau sulfur. Hal ini terjadi karena pada
saat natrium tiosulfat hidrat direaksikan dengan HCl, akan terbentuk gas SO2
yang menyebabkan larutan berbau sulfur .pada percobaan ini terdapat reaksi yaitu :
Na2S2O3(aq)
+ 2HCl(aq) → H2S2O3(aq)
+ 2NaCl(aq)
H2S2O3 terurai
H2S2O3(aq)
→ SO3(s)↓ +
S(g)↑ + H2O(l)
(Cotton, 1989).
4. Reaksi
dengan BaCl2.
Pada pengujian reaksi dengan klor yaitu mereaksikan natrium tiosulfat pentahidrat dengan
larutan klor. Dimana pada saat ditambahkan HCl, warna larutan tetap bening,
fungsi HCl yaitu sebagai pelarut. Dan ketika ditambahkan lagi dengan larutan
BaCl2 terbentuk endapan putih yang berdasarkan persamaan reaksi
merupakan endapan BaS2O3. Endapan ini terbentuk
disebabkan barium merupakan unsur golongan IIA dan mempunyai kelarutan yang
rendah dalam air dan asam encer. sedangkan pada kelarutan Na2S2O3,
dimana golongan natrium berada pada golongan IA dan sangat mudah larut dalam air dan mempunyai
tititk beku 48oC. Maka dari itu pada saat dicampurkan dengan BaCl2
larutan yang terbentuk sangat keruh, berwarna putih dan terbentuk endapan.
Adapun reaksi pada percobaan ini :
Na2S2O3(aq)
+ BaCl2(aq) → BaS2O3(s)↓ + 2NaCl(aq)
(Svehla, 1985).
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan
tujuan dan hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Cara
pembuatan garam natrium tiosulfat yaitu dengan cara mereaksikan natrium sulfit
dan belerang serta aquades dengan cara direfluks selama 90 menit, disaring,
diuapkan dan kemudian dikeringkan sampai terbentuk kristal natrium tiosulfat
pentahidrat dan hasil rendemen yang di dapatkan 83,75 %.
2. Adapun
Sifat-sifat kimia natrium tiosulfat yaitu :
· Pada
pengaruh pemanasan.
Pada natrium tiosulfat
pentahidrat murni lebih stabil dibandingkan dengan natrium tiosulfat pada
percobaan.
· Reaksi
dengan iodin.
Pada saat dicampurkan
dengan larutan iodin, berubah warna menjadi bening. Dimana I2
bertindak sebagai oksidator dan Na2S2O3
bertindak sebagai reduktor.
· Reaksi
dengan klor
Pada saat mereaksikan
larutan HCl dan BaCl2 terbentuk endapan
putih.
· Pengaruh
asam encer
Pada saat mereaksikan
natrium tiosulfat dengan asam encer menghasilkan bau sulfur dan larutannya
bening.
Ass sy mau tanya klw yg berbentuk bubuk putih powder...namau jika di larut kan ke dlm air warna larutan nya itu kuning...itu jenis bahan kimia apa ya mohon info nya trmksh.
BalasHapusAss sy mau tanya klw yg berbentuk bubuk putih powder...namau jika di larut kan ke dlm air warna larutan nya itu kuning...itu jenis bahan kimia apa ya mohon info nya trmksh.
BalasHapusThe Gambling Wars | Casino TatsuO
BalasHapusWhat is The Gambling Wars? The Gambling Wars is a type of 바카라총판양방 online 스보벳 gambling dispute that happens after a player wins a game. 벳인포해외배당흐름 This 다 파벳 먹튀 game 게임 사 is