PERCOBAAN
3
PANAS
JENIS
I.
Tujuan
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah sebagai berikut :
Menghitung panas
spesifik dari sampel logam Zink dan logam Aluminium.
II. Dasar
Teori
Panas
jenis adalah Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkansuhu dari suatu bahan
bermassa m sebesar satu derajat dinamakan panas jenis dari bahan tersebut.
Sehingga, jika panas sejumlah Q ditambahkan kesuatu bahan bermassa m yang mempunyai panas jenis c (Glancoli, 1997).
Di dalam sistem MKS, satuan untuk panas adalah
Kilokalori dan didefinisikan sedemikian hingga panas jenis air adalah satu –
yang bermakna bahwa apabila satu kilokalori panas diberikan kepada satukilogram
air, maka suhu air akan naik sebesar satu derajat Celsius. Apabiladua atau
lebih zat dengan suhu yang berbedabeda dicampurkan, mereka akan setimbang
termal setelah beberapa saat karena panas akan mengalir dari zat bersuhu lebih
tinggi ke zat yang bersuhu lebih rendah sampai semuazat mempunyai suhu
yangsama. Jika bahanbahan penyusun sistem diisolasi sedemikian hingga tidak ada pertukaran panas
dengan lingkungannya, proses tersebut dinamakan adiabatik .Karena panas
merupakan satu bentuk dari energi, hokum kekekalan energi mensyaratkan bahwa
untuk suatu proses adiabatik jumlah seluruh perpindahan panas antar penyusun
sistemharus sama dengan nol.Catatan: jika panas ditambahkan kepada suatu
sistem, maka Tak > Taw dan Q bernilai
positif; jika panas diambil dari system maka Tak < Taw dan Q bernilai negative (Glancoli, 1997).
Telah
disebutkan bahwa jumlah energi yang dimiliki sistemdinyatakan sebagai energi
dalam (U). Hukum I termodinamika menyatakanhubungan antara energi sistem dengan
lingkungannya jika terjadi peristiwa.Energi dalam sistem akan berubah jika
sistem menyerap atau membebaskankalor. Jika sistem menyerap energi kalor,
berarti lingkungan kehilangankalor, energi dalamnya bertambah (ΔU > 0), dan
sebaliknya, jikalingkungan menyerap kalor atau sistem membebasakan kalor maka
energidalam sistem akan berkurang (ΔU < 0), dengan kata lain sistem
kehilangankalor dengan jumlah yang sama.Energi dalam juga akan berubah jika
sistem melakukan ataumenerima kerja. Walaupun sistem tidak menyerap atau
membebaskan kalor,energi dalam sistem akan berkurang jika sistem melakukan
kerja, sebaliknyaakan bertambah jika sistem menerima kerja.Sebuah pompa bila
dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa naik dan volumenya bertambah.
Berarti energi dalam gas bertambahdan sistem melakukan kerja. Dengan kata lain,
kalor (q) yang diberikankepada sistem sebagian disimpan sebagai energi dalam
(ΔU) dan sebagianlagi diubah menjadi kerja (w).Secara matematis hubungan antara
energi dalam, kalor dan kerjadalam hukum I termodinamika dapat dinyatakan
sebagai berikut:
ΔU
= q + W (6)Persamaan (6) menyatakan bahwa perubahan energi dalam (ΔU)sama dengan
jumlah kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerjayang diterima sistem
(w) (Astra, 2006).
Rumusan
hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau kata-kata sebagai
berikut.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah
darisatu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah
konstan.”Karena itu hukum ini disebut juga hukum kekekalan energy (Glancoli, 1997)
.
Kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada air dengan massa
1 gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam roses ini berlaku asas Black, yaitu:
qlepas
= qterima
qair
panas = qair dingin + qkalorimeter
m1
C (Tp - Tc) = m2 c (Tc - Td)
+ (Tc - Td)
keterangan:
m1 = massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
(Glancoli,
1997) .
Karena
kalor jenis bernilai konstan pada suhu yang lebar, kalor jenis benda lain dapat
ditentukan dengan memanfaatkan fakta tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memanaskan benda tersebut sampai dengan suhu tertentu kemudian benda itu
dicelupkan ke dalam wadah yang suhu dan massanya diketahui. Setelah mencapai
kesetimbangan termal, suhu akhir sistem diukur. Jika seluruh sistem terisolasi
dengan lingkungannya, panas yang dilepaskan benda sama dengan panas yang
diterima air dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri dan wadah yang
terisolasi tersebut dinamakan kalorimeter. Kalorimeter bekerja berdasarkan
asas-asas Black (Glancoli, 1997) .
Pada awal abad ke-19,
dua ilmuwan Perancis mengumumkan hukum yang dikenal dengan Hukum transaksi
Dulong dan Petit dengan kapasitas kalor zat. Hukum ini sangat membantu dalam
mengklarifikasi massa atom dan formula atom. Dulong dan Petit menyatakan hubungan
dengan cara yang berbeda namun setara. Mereka mencatat bahwa hasil dari massa
atom dan kalor jenis sangat hampir konstan. Dulong dan Petit mengatakan
hubungan antara berat atom dengan energi panas. “Energi yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 mol atom suatu unsure sama dengan 23,6 joule” (Glancoli, 1997)
.
III.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :
A.
Alat
1.
Neraca digital
2.
Gelas kimia 150 ml
3.
Calorimeter
4.
Thermometer
5.
Penangas listrik
6.
Gegep
7.
Gelas ukur 50 ml
8.
Pipet tetes
9.
Tissue
B.
Bahan
1.
Logam Zn
2.
Aquades
3.
Logam Aluminium
IV.
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja dari percobaan ini yaitu sebagai berikut :
- Mengukur massa kalorimeter, yakni dengan menimbang kalorimeter menggunakan neraca digital.
- Mengukur massa sampel dengan menimbang sampel tersebut pada neraca digital.
- Mengukur 20 ml air lalu memanaskannya.
- Setelah air panas secara sempurna, lalu memasukan sampel (Zn) ke dalam air panas tersebut.
- Mengukur 20 ml air lalu memasukkannya ke dalam kalorimeter.
- Mengukur suhu air dalam kalorimeter tersebut dengan menggunakan termometer (T1).
- Menyaring sampel (Zn) yang berada dalam air panas tadi (pada prosedur 4) dengan menggunakan tissue lalu memindahkan logam Zn yang telah disaring tersebut ke dalam kalorimeter dengan sesegera mungkin.
- Mengukur suhu campuran air dan sampel (Zn) dalam kalorimeter dengan memasukan termometer pada lubang pipa bagian tutup kalorimeter (T2).
- Mengukur massa total kalorimeter yang berisi campuran air dan sampel.
- Mencatat semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan memasukkannya ke dalam tabel hasil pengamatan.
- Menghitung : massa air (m H2O), perubahan suhu air ( H2O), perubahan suhu sampel ( sampel), dan massa spesifik dari sampel (Zn).
- Mengulangi langkah 2 sampai 11 dengan mengganti sampel Zn dengan sampel Al.
V.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari
percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk Zink
No
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Massa
calorimeter = Wcal (gr)
Massa
Sampel = W sampel (gr)
Suhu
awal air dingin = Tcool (
Suhu
akhir campuran = Tfiral (
Massa
total = m total (gr)
Massa
air = m H2O (gr)
Perubahan
suhu air =
(
Panas
spesifik air = CH2O (cal/g
Panas
spesifik sampel = C sampel (cal/g
|
126,31 gram
8,36 gram
33 (
34 (
174,58 gram
39,91 gram
1 (
1 (
0,072
(cal/g
|
2.
Untuk Aluminium
No
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Massa
calorimeter = Wcal (gr)
Massa
Sampel = W sampel (gr)
Suhu
awal air dingin = Tcool (
Suhu
akhir campuran = Tfiral (
Massa
total = m total (gr)
Massa
air = m H2O (gr)
Perubahan
suhu air =
(
Panas
spesifik air = CH2O (cal/g
Panas
spesifik sampel = C sampel (cal/g
|
126,10 gram
3,42 gram
32,5 (
33 (
174,34 gram
44,82 gram
0,5 (
6,7 (
0,098
(cal/g
|
VII. Pembahasan
Panas jenis adalah
Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu dari suatu bahan bermassa m
sebesar satu derajat dinamakan panas jenis dari bahan tersebut. Sehingga, jika
panas sejumlah Q ditambahkan kesuatu bahan bermassa m yang mempunyai panas jenis c (Glancoli,1997).
Karakteristik bahan
dalam penyerapan kalor ini dinyatakan dalam besaran kalor jenis. Kalor jenis
suatu bahan didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
kg bahan tersebut sebesar 1
C (Astra, 2006).
Adapun
tujuan dari percobaan ini antara lain sebagai berikut :Menghitung
panas spesifik dari sampel logam Zink dan logam Aluminium.Kalorimeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi pada
reaksi. Sifat-sifat dari alat kalorimeter yaitu merupakan suatu isolator (tidak
menyerap kalor) sehingga system bena-benar dalam keadaan terisolasi. Kenaikkan
atau penurunan suhu yang terjadi benar-benar hanya digunakan untuk menaikkan
suhu air dalam calorimeter (Astra, 2006).
Untuk
percobaan kali ini, dilakukan dengan metode kalorimetri. Dimana bertujuan agar
hasil yang di dapatkan lebih akurat. Pada metode ini, yang menjadi instrumennya
yaitu Kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada dasarnya,
kalor yang dibebaskan atau diserap menyebabkan perubahan suhu pada calorimeter.
Ada 2 tipe Kalorimeter yaitu calorimeter Bum dan Kalorimeter larutan
Kalorimeter Bum adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor(nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna suatu senyawa. Kalorimeter
larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
pada reaksi kimia dalam system larutan (Astra,
2006).
Dalam metode kalorimetri ini digunakan
persamaan asas Black (Q lepas = Q terima) atau m2 c2
2
= m1 c1
1. Nilai m (massa) suatu zat tersebut
dapat diperoleh dengan menggunakan konsep mol, yaitu :
n
=
Dalam percobaan ini dilakukan
dengan beberapa prosedur yaitu mengukur massa kalorimeter dengan cara menimbang
calorimeter dengan menggunakan neraca digital. Hal ini bertujuan agar
mengetahui massa awal dari calorimeter itu sendiri, selain itu digunakannya
kalorimeter dalam percobaan ini,karena kalorimeter merupakan alat yang paling
akurat serta efisien dalam mengukur suhu (Astra, 2006).
Langkah yang kedua
yaitu menimbang sampel logam Zn dan logam Aluminium pada neraca digital.
Penimbangan ini dilakukan agar mengetahui massa sampel tersebut. Langkah yang
ketiga yaitu mengukur 20 ml air yang kemudian di panaskan di penangas listrik.
Selanjutnya adalah setelah air mulai panas sempurna atau sudah mencapai suhu
100
C kemudian di masukkan sampel ke dalam
air panas tersebut, hal ini bertujuan agar mengeluarkan kalor yang ada pada
logam tersebut (Glancoli,1997).
Perlakuan selanjutnya
adalah mengukur air sebanyak 20 ml lalu memasukkannya ke dalam kalorimeter.
Selanjutnya yaitu mengukur suhu air dalam calorimeter dengan menggunakan
thermometer (T1). Setelah itu menyaring sampel yang telah dimasukkan
ke dalam air panas tadi dengan menggunakan tissue lalu memasukkannya kedalam
calorimeter sesegera mungkin (Astra, 2006).
Kemudian mengukur suhu
(T2) di dalam calorimeter yang telah berisi sampel dengan cara
memasukkan thermometer ke dalam calorimeter melalui lubang yang ada di atas
penutup calorimeter itu sendriri. Perlakuan selanjutnya yaitu mengukur massa
total calorimeter yang berisikan campuran air dan sampel dengan menggunakan
neraca digital (Astra, 2006).
Dulong dan Petit mengemukakan hubungan antara berat
atom dengan energi panas. Mereka menyatakan “Energi yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 mol atom suatu unsure sama dengan 23,6 joule” (Staf Pengajar,
2013).
Asas black menyatakan energi panas yang dikeluarkan oleh suatu benda
bersuhu tinggi sama dengan energi panas yang diserap oleh benda bersuhu rendah.
Pernyataan diatas dapat di jadikan landasan dalam melakukan percobaan ini.
Dimana pada percobaan ini air berperan sebagai penerima atau penyerap kalor dan
kedua logam (Zn dan Al) berperan sebagai pelepas kalor (Staf
Pengajar, 2013).
Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil untuk panas jenis sampel
yang pertama yaitu Zink adalah 0,072 cal/g
dan
untuk nilai panas jenis dari Aluminium adalah 0,098 cal/g
sementara untuk nilai panas jenis dari
literature yaitu untuk Zink adalah 0,0109 cal/g
dan untuk aluminium yaitu 0,194 kal/g
. perbedaan yang terjadi antara nilai
yang di dapatkan dari percobaan dan dari literature yang ada disebabkan karena
kurangnya tingkat ketelitian dalam melakukan percobaan ini, seperti pada saat
penimbangan dan pada saat membaca suhu yang terlihat pada thermometer (Sugiyarto,
2008).
VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan
antara lain sebagai berikut :
Panas jenis merupaka kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram
suatu zat sebanyak 10C. pada literature panas jenis Zn adalah
sebesar 0,109 cal/g0C. sedangkan panas jenis yang diperoleh dari
hasil percoban untuk logam Zn adalah 0,072 cal/g0C dan nilai panas
jenis Al yang diperoleh dari hasil percobaan adalah 0,098 cal/g0C.
DAFTAR PUSTAKA
Astra, I. dan Setiawan H. 2006. Fisika untuk SMA dan MA kelas10. Piranti
Darama Kalokatama: Jakarta
Glancoli.C, Douglas. 1997. Fisika Jilid1 edisi empat. Erlangga:
Jakarta
Sugiyarto, T dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs. Jakarta
: Pusat perbukuan, Departemen Penididkan Nasional
Tim dosen Kmia Fisik I. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Palu :
UNTAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar